Pertanyaannya.
1. Apakah ada pengaruhnya antara perilaku pengguna di real life dengan kecenderungan social media yang mereka sering kunjungi? Atau sebaliknya social media itulah yang mengubah perilaku seseorang?
Sedikit banyaknya perilaku seorang di dunia nyata itu mempengaruhi mereka dalam memilih social media. Bagi mereka yg mempunyai jiwa ekstrovert, mereka cenderung untuk memilih platform seperti X, IG, atau Tiktok, dimana mereka bisa membagikan kegiatan mereka sehari-hari, berdebat, atau aktifitas online lainnya. Dan apakah terhadap social media yang bisa merubah perilaku seseorang, itu sangat mungkin, misalnya jika seorang terpapar konten-konten hedon secara terus menerus, maka itu bisa menyebabkan seseorang merasa tidak puas dengan dirinya sendiri dan menjadi konsumtif.
2. Apakah anda pro dengan anonimitas di social media?
Platform social media itu adalah tempat dimana orang bisa berinteraksi dengan orang lain atau hanya sekedar menikmati konten-konten. Tidak ada aturan yang dimana mengharuskan seorang untuk mengungkapkan identitas mereka secara online, jadi anonimitas dalam menggunakan social media itu adalah hal yang harus dilindungi karena tidak semua orang nyaman untuk mengungkapkan identitas mereka secara online.
3. Apakah anda lebih setuju social media itu harus 100% Freedom of speech, atau pro protekrisme?
100% freedom of speech. Apalagi untuk negara yang menganut sistem demokrasi, maka sudah seharusnya kebebasan berpendapat dijunjung tinggi sebagai fondasi utama dalam kehidupan bernegara. Namun tetap dalam hal ini etika bersosial media harus dijunjungi tinggi dan ujaran kebencitan terhadap suatu ras, agama, atau bangsa tidak bisa dibenarkan.
4. Bagaimana dengan keamanan data pribadi ?
Berbicara tentang keamanan data pribadi itu mungkin adalah urusan dari platform social media itu sendiri terhadap bagaimana mereka mengamankan data pribadi para pengguna mereka. Platform social media populer mengclaim bahwa platform mereka itu mengamankan data pribadi para pengguna mereka, namun saya sendiri tidak begitu yakin terhadap hal tersebut, karena selama itu adalah platform terpusat maka potensi kebocoran data itu tetap ada.
Ataukah harus ada desentralisasi social media?
Platform social media terdesentralisasi mungkin menjadi opsi bagi orang yang tidak ingin tunduk pada aturan ketat, sensor sepihak, atau pengumpulan data besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan teknologi raksasa. Namun kalau saya pribadi platform social media populer itu sudah cukup.