Agan meneukannya sendiri mengapa anak-anak di negara ini memiliki kekuarangan keberanian karena bentuk feodalis yang masih melekat pada orang tua mereka sehingga menekan keterbukaan pikiran dalam membuat sikap pada apa yang ada di depan mata, hal ini di pupuk dari sedini mungkin oleh pendidikan yang di dapatkan dari orang tua, lingkungan dan juga sistem sekolah.
Dan yang lebih buruk adalah mental block dari sejak usia dini mereka, setiap kesalahan pasti dikenai marah yag berlebih, bukan di pancing untuk berpikir dari kesalahan tetapi menetapkan bahwa kesalahan adlah halyangg buruk dan tidak boleh di lakukan, sementara kita tahu bahwa di balik kesalahan adah kebenaran yang jarang di temukan orang kalo orang agama bilang selalu ada hikmahnya, nah otak kita tidak didi akan sampai sejauh, apa yang menajdi hikmahnya, apakah kita hanyadi beritahu hal itu salah atau kita di beritahu bahwa mengapa menjadi salah dan apa yang menjadikannya buruk sehingga menjadi salah, otak kita tidak di latih untuk menganalisi sebuah permasalahan dari mulai sebab, akibat, hingga solusi, kita hanya di kecam bahwa salah adalah salah yang di laukan secar tegas, sehingga tidak memiliki keberanian dalam pengungkapan apa yang ada dipikiran karena takut di anggap salah dan di anggap buruk oleh teman-teman kelas, padahal kesalahan itu adalah hal yang wajar dan manusiawi.
Tahapan itu perlu meniti dan memahami dari setiap apa yang dipirkan, kontraksi pada pikir akan memicu semuanya dari sebab akibat, sehingga berbicara risiko dan peluang dan memahami diri itu akan jeuh lebih luas dalam (namun terkadan memahami potensi diri itu datang terlambat).
Pemupukan pikiran itu dibentuk bagiamana bayangan filosofis mulai tumbuh di pikiran sehingga memiliki ketertarikan untuk membuat pandangan dan meulai mengkritisi, bahwa pandangan itu seperti tidaklah ada hujan jika tidak memiliki panas.