Post
Topic
Board Ekonomi, Politik, dan Budaya
Re: Angka Kemiskinan RI Terendah Sepanjang Sejarah
by
moneystery
on 22/08/2025, 10:57:11 UTC
...

Realistis aja sebenarnya karena memang penghasilan menjadi patokan apalagi ketika kita tinggal di lingkungan yang serba mahal seperti sekarang itu tidak mencukupi. Saya adalah 1 dari sekian banyaknya yang berbelot dari jurusan tetapi memang tidak bisa dipungkiri standard pekerjaan yang terkadang tidak masuk akal juga membuat situasi sulit karena sekarang s1 hanyalah seperti sebuah sarjana tetapi sama saja ketika tidak disokong orang dalam atau privilege khusus hanya akan sedikit yang mendapatkan pekerjaan yang layak.

Ini yg menjadi masalah sekarang ini dengan begitu banyaknya jumlah sarjana di indonesia, namun hanya sedikit lapangan pekerjaan yg tersedia, hal tersebut tentu menjadi dilema bagi begitu banyaknya sarjana karena mereka sudah mengeluarkan sebegitu banyaknya waktu, tenaga, dan duit untuk mendapatkan gelar tsb, namun ujungnya mereka tidak mendapatkan pekerjaan seperti yg mereka harapkan. Tidak heran kalau banyak sarjana mencari peruntungan di bidang lain yg bukan jurusan mereka untuk bisa tetap menghasilkan duit, seperti menjadi sales mobil, ojol, penjual pinggir jalan, dsb.

Tentu hal ini cukup disayangkan karena menjadi seorang sarjana itu bukanlah hal yg mudah... besar sekali harapan mereka untuk mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan mereka dengan bayaran yg sepadan. namun sayangnya pemerintah kita cukup bobrok, tidak memperhatikan peningkatan ekonomi, namun hanya fokus pada kepentingan politik jangka pendek yang seringkali tidak memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Saya jadi teringat dengan kata-kata prof Budi, beliau mengatakan seperti berikut
Quote
"Saya lulusan Universitas A. Selama 5 tahun, saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Apakah boleh saya menuntut universitasnya? Pasti yang tidak berprestasi tutup semua itu universitas.

Kita lihat, bapak yang tidak tahu sebenarnya, dia buta akan hierarki universitas mana yang lebih bagus. Tapi, dia uang sekolahnya itu dia tabung seumur hidup kerja dia untuk membayar anaknya uang sekolah. Ternyata universitasnya abal-abal, gitu ya, sembarangan, segala macam, bapaknya tidak tahu kan.

Nah, anaknya sekarang bukan hanya mengorbankan uang bapaknya, tapi 5 tahun waktunya untuk keluar dan gelarnya tidak bisa dipakai.

Kejahatan atau bukan itu? Oke. Itu kalau kita jualan barang, kita bisa balikin barang ya. Kalau kita ke dokter, dokternya memberi obat salah, kita bisa menuntut dia karena malpraktik. Kalau kita beli jasa dari universitas, jasanya tidak bisa dipakai, apa yang bisa kita lakukan? Nothing."