Saya juga membaca beritanya yang mengatakan menu lauk pauknya tidak ada rasanya alias hambar. Biasanya anak-anak akan laporan ke orang tuanya tentang bagaimana rasanya. Dari situ, orang tua atau anak-anak bisa menyampaikan kepada guru-gurunya tentang menu MBG itu supaya guru-gurunya bisa berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memperbaikinya. Saya juga berpikir bahwa lebih baik orang tua yang menyiapkan bekal untuk anaknya. Itu akan lebih terjamin karena orang tua akan menyiapkan yang terbaik untuk anak-anaknya dan pastinya akan lebih sehat karena orang tua yang tahu tentang menunya.
Saya kurang tahu apakah program ini akan bertahan lama atau berhenti di tengah jalan. Apalagi saat ini belum semua sekolah di negara ini yang mendapatkan menu MBG nya. Tapi anggaran ini bisa membengkak lebih besar dari yang seharusnya apalagi jika kurang dikontrol penggunaan anggarannya.
Selain dari itu, baru kemarin saya juga mendengar dari tetangga bahwa MBG semua basi, dan ini dikonfirmasi oleh banyak orang tua. Ini sangat disayangkan tentunya, jika seperti ini bukan gizi yang didapatkan akan tetapi racun, belum lagi berita tentang anak yang keracunan yang di duga karena MBG.
Ini adalah masalah baru yang harus diperbaiki tentu saja dan semoga ini bisa di evaluasi dan jika perlu di kaji ulang. Masalahnya di kalangan bawah ini sangat terasa sekali, maksudnya anggaran yang diberikan tidak sedikit akan tetapi hasilnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan.