Benar sekali mas. Mereka oknum-oknum itu merasa bahwa dengan kekuasaannya, mereka bisa mendapatkan semua keinginannya dan melupakan semua janji-janjinya dulu sewaktu pemilu. Mereka sudah kehilangan urat malu dimana mereka lupa memperhatikan rakyat yang seharusnya mereka bela kepentingannya. Rakyat hanya bisa berharap situasinya bisa berubah dan ada lebih banyak orang di atas sana yang mau memperhatikan nasibnya dan memperjuangkannya.
Di tahun ini, sudah mulai terjadi banyak kejadian buruk dan kita berharap ini bisa diselesaikan dan untuk mereka yang korupsi dan melupakan tugasnya, semoga saja mereka bisa mendapatkan hukumannya.
Bukan hal aneh lagi kalau di negeri konoha mh gan, ini gambaran nyata dalam demokrasi kita, mereka yang seharusnya menjadi jalan pengabdian bagi rakyat, justru berubah menjadi alat pemuas nafsu kekuasaan, kita telah melihat kasus dimana banyak politisi yang dulu menjual janji perubahan saat kampanye justru mengingkari semua komitmennya setelah duduk di kursi empuk kekuasaan, dan ketika banyak rakyat menangis karena harga naik, pekerjaan sulit, dan keadilan langka, mereka sibuk mempertebal jaringan kekuasaan dan memperkaya diri dan kelompoknya.
'Kehilangan urat malu' bukan hanya kalimat hinaan tapi gambaran nyata dari kondisi sebagian besar elit kita atau bahkan ane katakan semua elite ga ada yang bener. Mereka lupa bahwa kekuasaan yang mereka nikmati berasal dari suara rakyat, masih ada harapan selama UUD perampasna aset dan hukuman mati bagi para pejabat korup di sahkan. Tapi kapan?