-snip-
Permasalahan utama pasti SDM, guru dan tendik yang belum ada pengalaman soal itu harus mulai ngikut diklat dan seminar dasar blockchain sebagai basic mengajar.
Saya pikir guru yang ada sekarang tidak harus mengejar pemahaman soal cryptocurrency ini. Tinggal datangkan orang-orang yang kompeten aja untuk mengajar.
Karena seperti kita tahu, guru yang ada sudah terlalu banyak pekerjaan. Jika mereka harus mengikuti program diklat/seminar/workshop crypto, rasanya mereka akan mengeluh dan hasilnya jadi gak maksimal. Contoh paling nyata terjadi saat pandemi Covid-19, saat semua sekolah harus menggunakan sistem online, mayoritas guru kelabakan dan beberapa lagi mengeluh karena tugas yang sebelumnya tidak mereka pahami.
Jadi menurut saya, kalo misalnya pemerintah pengen memasukkan crypto ke dalam kurikulum pendidikan;
1. Melibatkan pakar crypto dan teknologi blockchain dalam penentuan materi pelajaran.
2. Tidak menambah pekerjaan guru tetap yang sudah ada dengan mempelajari dan mengajar bidang crypto.
3. Melibatkan tenaga pengajar khusus yang berkompeten di bidang cryptocurrency dan blockchain.
Kemudian karena banyaknya orang yang mengenal crypto sebagai "
cara cepat menjadi kaya", sebaiknya materi pelajaran tidak hanya melulu tentang cryptocurrency. Kan sebenernya cryptocurrency itu tidak terlepas dari Blockchain, maka harus ada materi dasar teknologi blockchain dan penerapannya dalam berbagai bidang selain cryptocurrency. Jadi materi utama akan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Cryptocurrency
2. Blockchain
Kemudian di dalam setiap masing-masing materi tersebut akan ada tahapan pengajarannya mulai dari level dasar hingga level tertinggi.
Dengan begitu diharapkan muncul generasi yang lebih mumpuni dalam bidang ini, serta dapat memanfaatkan teknologi terkait secara maksimal dalam berbagai bidang.