Saya merasakan hal yang sama, cukup mengherankan apabila kita di hadapkan pada fakta bahwa harus melakukan impor beras dari Negara luar. Saya tidak sepenuhnya yakin, bahwa Idonesia kekurangan kebutuhan pokok yang satu ini (beras). Mungkin saja produksi dalam Negeri terlalu banyak di Ekspor keluar, dan otomatis wilayah seperti perkotaan akan kekurangan suplay yang cukup.
Pergerakan harga di pasaran sangat bervariasi saya lihat, tentu akan berbeda-beda dengan wilayah lainnya. Faktor yang paling berpengaruh adalah karena Inflasi, dan faktor lainnya adalah harga bibit, pupuk dan obat-obatan seperti vitamin sangat mahal.
Jangankan untuk mengekspor pangan untuk kebutuhan dalam negeri pun belum memadai. hal ini bukan dikarenakan tanah yang kita miliki tidak subur, melainkan hal ini dikarenakan petani indonesia masih belum mampu menyerap kemajuan teknologi terbarukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan Indonesia. Yang berbeda jauh dengan negara jepang yang walaupun mereka hanya memilki lahan yang sedikit dan tanah yang tidak cukup subur seperti Indonesia. Namun dengan sistem pertanian yang mumpuni mereka mampu menjawab kebutuhan pangan dalam negeri.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan vitamin tanaman Indonesia masih harus melakukan impor. dan hal inilah yang membuat sebagian petani Indonesia mengeluh karena harga pupuk yang terus meroket dan kebutuhan akan pupuk semakin meningkat dan sementara prosuduksi hasil pangan tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan dan ditambah dengan harga pangan yang rendah hal ini menjadi kesulitan dan tantangan tersendiri bagi petani Indonesia.