Risiko itu pasti ada tanpa ada berbuat sekalipun, misalnya sendiri tidak ingin belajar maka risikonya anda akan menjadi orang yang bodoh, begitupun dengan hal yang lainnya, apalagi dalam berinvestasi risiko itu pasti ada dan itu memang harus di ambil, anda tahu ketika orang tua anda menyekolahkan anda juga menanggung risikonya harus membiayai diri anda dengan baik hingga dapat menyelesaikan sekolah anda dan menjadi orang yang memiliki pengetahuan.
Risiko itu harus di ambil tetapi dengan catatan bahwa anda sanggup menanggungnya dan tidak boleh dari dampak kegagalannya melebih batas kemampuan anda untuk menyelesaikannya, dengan kata lain harus memiliki perhitungan yang baik, apalagi berbicara tentang keuangan, seseorang yang mengambil tindakan tanpa perhitungan yang benar bisa bangkrut dalam satu malam.
Sebagai contoh ada kisah seorang pengusaha yang "gila" kalo investasi, tapi kebetulan penilaian dia itu selalu akurat jadi selalu cuan kalo inves yang bikin dia jadi Sultan. Eh, dia punya anak yang juga "gila" investasi. Tapi sayangnya si anak tidak sehoki bapaknya, jadinya si anak bangkrut.

Jadi ya modal berani aja ga cukup, harus ada kemampuan menilai risiko dan tentunya HOKI.
Ada istilah yang sangat sering saya dengar dari ayah saya dan banyak juga sih yang mengucapkan hal serupa
"Kita bisa meniru pekerjaan orang lain, hobi orang lain atau apapun, tapi soal rejeki, itu sudah ada jalannya masing-masing, tinggal bagaimana mengaturnya". Seperti yang mas katakan, orang tua bisa cuan, anak tidak. Itu adalah faktor X dalam mencari rejeki tersebut yang tidak sama. Dipaksa pun kadang tidak bisa memberikan apapun, ujung-ujungnya, yang penting cukup untuk dimakan sehari-hari.
Saya sepakat si dengan kalimat ini, yang pada akhirnya harus memiliki arah yang berbeda walaupun pada dasarnya ilmu dari seorang ayah telah di berikan seluruh kepada sang anak, tapi belum tentu dalam pengimplementasian dan hasil akan menunjukan hal yang sama, seperti kata "dia seorang penyanyi dan suaranya bagus begitupun dia juga sama, tetapi mengapa dia lebih banyak mendapatkan panggilan, padahal cara marketing juga sama" mungkin bisa di katakan seperti itu bahwa masalah rejeki ada faktor X yang berbeda pada setiap orang.