Ada istilah yang sangat sering saya dengar dari ayah saya dan banyak juga sih yang mengucapkan hal serupa "Kita bisa meniru pekerjaan orang lain, hobi orang lain atau apapun, tapi soal rejeki, itu sudah ada jalannya masing-masing, tinggal bagaimana mengaturnya". Seperti yang mas katakan, orang tua bisa cuan, anak tidak. Itu adalah faktor X dalam mencari rejeki tersebut yang tidak sama. Dipaksa pun kadang tidak bisa memberikan apapun, ujung-ujungnya, yang penting cukup untuk dimakan sehari-hari.
Saya sepakat juga dengan statemen ini. Istilah "Rejeki ga akan ketukar karena sudah ada yang ngatur" memang benar sekali adanya. Saya ingat betul ada seorang teman saya yang mempersoalkan ini "Bagaimana dong kalau rejeki udah ada yang ngatur, berarti mau sebekerja keras apapun kalau rejeki kita segitu ya bakal segitu aja". Dalam hal ini saya mencoba melihat dari sisi yang lain. Yakni ketika misalnya kita sama-sama bekerja di bidang A dengan skill yang sama dan kemampuan yang sama. Tapi entah kenapa teman kita itu lebih besar income nya daripada kita. Nah disitulah kita memakai konsep rejeki dah ada yang ngatur. Supaya kita tidak ada perasaan ingin menjatuhkan teman dengan berpikir nanti clientnya dia bakal ke kita.
Adapun untuk diri sendiri, saya memiliki prinsip "Tugas kita itu berusaha, Urusan hasil serahkan kepada Tuhan". Kita tidak perlu memusingkan seberapa sih kadar rejeki kita. Tugas kita ya berusaha dan balajar yang tekun. Karena usaha biasanya berbanding lurus dengan hasil.

Meski itu duit nganggur, tapi itu juga duit gan

. Kadang emang ane suka tledor soal duit nganggur ini, suka di pake buat eksperimen. Tapi kalo diakumulasikan uang nganggur ane selama ini sepertinya lumayan juga ya kalau bisa dimanfaatin lebih bagus lagi. Meresiko kan uang nganggur emang engga mempengaruhi finansial utama, tetapi terkadang kalau dari uang nganggur ini bisa lebih efisien lagi soal cara spending nya, mungkin bisa mendatangkan hal positif lain.
Kalau buat eksperimen yang menghasilkan pelajaran atau pengalaman, menurut ana itu sudah sangat sepadan Om. Saat bereksperimen melakukan transaksi, trading atau investasi, baik itu altcoin atau proyek baru, biasanya saya spend dengan duit nganggur tapi dalam proporsi berlandaskan seberapa beresiko saya kehilangan uang pada eksperimen tersebut. Selama eksperimen itu ngasih feedback ke bidang yang saya tekuni bagi saya tidak masalah.
Kalau buat investasi, saya lebih memilih yang pasti-pasti aja sih Om. Tetap pakai duit nganggur tapi dengan porsi yang besar. Btw definisi uang nganggur bagi saya adalah uang lebih dari sisa-sisa uang diluar keperluan sehari-hari, bulanan, dan dana darurat. Jadi porsinya itu ada di urutan terakhir dari daftar pengeluaran heheh.