sikap DPR hampir semua begitu karna di DPR Para politisi diajarkan taktik bermacam ragam sesuai tuntutan partai pengusung dan kepentingan pribadinya, apalagi menjelang pemilu itu semua berlomba-lomba naik panggung untuk menunjang popularitasnya, bahkan ada kabutpaten kota gara-gara berulang rencana jangka panjang dan rencana anggaran 2024 hampir tidak terbahaskan akhirnya berefek kepada keterlambatan anggaran dan dirasakan juga kepada ekonomi masyarakat
para anggota DPR semakin lama semakin haus akan kepentingan merkea sendiri, mereka tidak layak lagi di sebut sebagai wakil rakyat, mereka layak di sebut sebagai wakil partai, periode selanjutnya tidak akan ada perubahan jika para anggota DPR nya itu itu aja yang terpilih dari tahun ke tahun.
Mereka hanya bekerja sesuai pesanan partai, tidak ada keseriusan sedikitpun untuk mengurus rakyat meski statusnya sebagai wakil rakyat. Visi untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik dengan mewakili kepentingan seluruh rakyat hanya sebagai pemanis saat aktivitas kampanye, setelah terpilih mereka hanya disibukkan dengan kegiatan untuk untuk balikin modal.
Sangat sedikit anggota DPR yang berpihak pada rakyat, mereka hanya mementingkan diri sendiri atau kata sederhananya lebih mementingkan perutnya daripada mementingkan kemakmuran rakyat yang telah memberi kepercayaan pada mereka.
Saya sependapat dengan anda @mamesso, secara keseluruhan Anggota DPR banyak yang tidak menjalankan tugas dan wewenang sebagaimana mestinya, yaitu:
1. Legislasi
menyusun, membahas dan mengesahkan Peraturan Perundang-undangan. Kita sudah melihat sebagian aturan tersebut hanya sedikit yang pro rakyat, lebih banyak pro penguasa dan pemilik modal.
2. Anggaran
Mereka hanya perduli tentang Uang Aspirasinya saja (Pokir)
3. Pengawasan
Tujuan akhir dari pengawasan adalah menjaga arah kebijakan Pemerintah, kita tahu saat ini baik di Pemerintahan dan DPR didominasi oleh partai koalisi. Saya kira ini juga tidak berjalan efektif.
Saya kira sebagai warga Negara, saya dan kita semua juga harus belajar dari pengalaman, dan terus memperkaya literasi untuk mendapatkan gambaran tentang jalannya Demokrasi, pada akhirnya kita dapat meminimalisir kesalahan dalam setiap pemilihan wakil-wakil kita baik di Eksekutif atau Legislatif.