Sebenarnya aku juga bingung, selama hidup puluhan tahun sampai sekarang belum pernah sekalipun dapat telepon dari lembaga survey untuk menentukan siapa calon yang kupilih. Jadi sekarang ini muncul pertanyaan, dari manakah mereka dapat data tersebut?, apa benar lembaga survey menanyakan langsung ke masyarakat atau hanya denger-denger sekilas di warung kopi saja?,
Saya berspekulasi bahwa lembaga survey adalah corng dari partai yang bertujuan untuk menaikkan elektabilitas calon mereka, dan parahnya Partai juga memiliki media seperti Koran, Majalah, siaran TV dan lain sebagainya media untuk memframing elektabilitas tersebut. Secara pribadi saya sama sekali tidak percaya pada mereka, terlepas dari bagaimana mereka melakukan riset dan mewawancarai responden.
Faktanya memang begitu, Lembaga survey sebagaimana kupahami digunakan oleh kepentingan untuk menggiring opini publik ke calon tertentu. Jadi tidak heran kalau lembaga survey A mengunggulkan calon no.1, maka di lembaga survey B membuat tandingan untuk mengunggulkan calon no.2, begitu seterusnya, sehingga ada kayak semacam mainan politik saja. Sehingga, kalau semua lembaga survey publik menurunkan elektabilitas paslon tertentu, maka dibikinlah internal survey yang menggunggulkannya. Contohnya saja Ganjar, di seluruh survey publik, paslon ini ada di nomor urut 3 di bawah anies, dengan angkan 20-an%, namun di survey internal TKN, Ganjar malah ada di urutan ke-2 dengan angka 30-an%, sangat berbeda dengan survey publik, jadi ya jangan heran kalau semua ini (lembaga survey) memang dibuat untuk menggiring opini dan dijadikan alat politik.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231228194312-617-1042861/hasil-survei-tpn-prabowo-41-persen-ganjar-37-persen-anies-21-persen