Karena mungkin anak muda zaman sekarang beranggapan bahwa bahasa daerah itu adalah bahasa kuno yang tidak perlu dilestarikan dan mereka anak milenial memilih basa yang ngetren dan dianggap moderen, padahal bahasa daerah adalah bahasa leluhur yang perlu dilestarikan , selain era globalisasi ini masih banyak faktor yang mempengaruhi bahasa daerah memudar seperti contoh adanya kawin silang antar daerah yang berada dan masuknya bahasa asing itu juga pengaruh kalau pendapat saya ☺
Sebenarnya tidak berangapan kuno oleh anak muda terhadap bahasa daerah, kebanyakan dari mereka tidak bisa karena bimbingan orang tua yang tidak menuturkan bahasa daerah ke anaknya, kebanyakan anak muda hanya bisa mengerti dan tidak bisa menutur bahasa daerahnya.
Ya itu benar, aku pernah melihat seorang anak yang hanya mengerti tapi tidak bisa pengucapan. Itu lumrah di zaman sekarang, karena orang tua sekarang sudah sibuk dengan urusan masing-masing, dan bahkan untuk bercengkrama dengan anaknya saja sulit. Pergi pagi, lalu pulang malam, dan tidak sempat berbincang-bincang dengan anaknya. Ada pun bertemu, mereka sudah sibuk dengan urusan masing-masing, orang tua main Hp, sedangkan anak main gadget, jadi ya gak ketemu, apa lagi jika harus mengajari mereka berbahasa daerah dimana sudah tidak ada lagi yang menggunakannya.