Quote from: $anounimus$ on August 27, 2024, 06:35:17 PM

Quote from: Ozymon on August 27, 2024, 02:40:07 PM

Selain itu, menurut saya semakin banyak calon independen akan semakin mengurangi penggunaan cara politik uang secara bertahap, alasanyna karena semakin banyak calon independen atau semakin berkurangnya koalisi, ini berarti dukungan dana dari partai jadi berkurang, pastinya calon2 independen ini bakala mencari taktik lain selain menggunakan serangan fajar.

Hal ini bukan berarti akan langsung menghilangkan praktek kampanye seperti ini, tetapi secara perlahan, Karena berkurangnya persentase threshold untuk mencalonkan diri, jadi partai pun tidak harus membuat koalisi besar-besaran untuk dapat mencalonkan suatu paslon yang akan berakhir ke bagi-bagi jabatan. Tentunya persaingan semakin ketat, tetapi itu justru bagus bagi masyarakat supaya polarisasi kekuasaan politik semakin berkurang, dan seperti yang agan bilang sebelumnya, Semakin banyak calon akan semakin demokratis sesuai yang dicita-citakan.

Ya itu benar, keputusan itu membuat situasi politik semakin bagus dan memutuskan praktik jual beli parpol sebagai syarat dukungan calon. Tapi tentu saja pelaku politik itu memiliki seni yang luar biasa demi mencapai misinya. Secara aturan memang sangat bagus akan tetapi pada pelaksanaannya terkadang masyarakat telah memilih sesuai hati nuraninya namun pada akhirnya oknum ditingkat penyelenggara pemilu mengutak-atik suara ril dan membuat hasil yang berbeda. ini menjadi sesuatu yang sangat miris.

Mengingat kebijakan ini berkaitan erat dengan peristiwa pencalonan Gubernur DKI Jakarta, mari kita lihat bagaimana kedepannya. Seperti yang sudah kita ketahui kalau Anies sudah dittinggalkan oleh koalisinya dan sepertinya mulai ada gerakan terhadap PDI-P, entah apa tujuannya tetapi belum pasti. Ini akan menjadi tontonan yang cukup menarik.