Kayanya ini bukan kesalahan dari Individualisme yang kurang deh, lebih ke minderan atau kurang literasi aja emang orangna itumah. Pendahulu kita bahkan melakukan gotong royong mereka saling bahu-membahu dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi, Dengan semangat kebersamaan, mereka menciptakan ikatan sosial yang kuat, menjadikan setiap kegiatan sebagai momen untuk mempererat persaudaraan. Bentuk solidaritas yang menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Keknya beda persepsi ini yang agan maksud ame yang ane maksud.
Bisa diilustrasikan seperti berikut.
Yang ini:

Beda dengan yang ini:

Bedanya adalah di individu-nya.
Ya emang itu yang pengen disampein, entah kenapa ketika kita menggunakan bahasa yang baku, sering kali disebut hasil AI, padahal itu hasil mikir otak sendiri, banyak orang yang skeptis terhadap kemampuan berpikir manusia ketika berkomunikasi secara formal. Padahal, bahasa baku itu justru menunjukkan usaha kita untuk menyampaikan ide dengan jelas dan terstruktur. Mereka lupa bahwa setiap kalimat yang dihasilkan oleh AI pun berasal dari pengolahan data dan pola pikir yang diambil dari tulisan manusia sebelumnya.
Nah kalau yang ini ane rasa tidak ditulis AI

Anyway, ane sih setuju kalau pun misalnya menggunakan teknologi GPT untuk menulis, tidak bisa serta merta divonis plagiarism dan sebagainya. Karena teknologi GPT berguna sekali untuk bikin ide pikiran dan tulisan yang "kasar" menjadi "rapi" sekali udah kek punya editor profesional. Namun masalahnya kalau untuk forum ini cukup riskan karena nanti bisa kena tag dari spam/AI buster.