~Snip
Benar pendapat anda gan, karena orang tersebut mungkin saja hanya penasaran dan tidak memiliki bekal ilmu tentang berinvestasi yang sebenarnya atau dampak buruk dan baik di dalamnya sehingga dia merasa takut akan kehilangan uang nantinya.
Dan orang seperti ini cenderung kondisinya belumlah stabil sehingga dia akan melihat sisi baiknya saja ketika dia melihat dan mendengar tentang baik-baiknya saja padahal di dalamnya mengandung resiko besar dan mengantisipasi rasa ketakutan tersebut yaitu orang tersebut harus memiliki cadangan uang yang siap hilang dan dia tidaklah merasa pusing atau ketakutan jika hal buruk terjadi.
Ada investor yang merasa tenang-tenang saja saat pasar berfluktuasi, tetapi ada juga investor yang merasa panik dengan kondisi pasar yang sama. Sebenarnya ini adalah hal yang normal bagi mereka karena bagaimanapun tidak ada orang yang mau estimasi nilai dari aset investasinya turun sangat drastis karena fluktuatifnya harga, tetapi kepanikan tidak menyelesaikan apapun.
Ketika seseorang sudah siap untuk berinvestasi, maka harusnya mereka juga siap untuk menerima konsekuensinya. Keuntungan tentu diharapkan semua orang, tetapi mereka juga harus sadar diri bahwa dalam dunia investasi seseorang juga berpotensi merugi. Dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum berinvestasi dan ini termasuk tersedianya dana cadangan agar bisa menyesuaikan ketika koreksi besar terjadi. Daripada menjual saat harga terkoreksi dalam jumlah besar, maka ada bagusnya mengakumulasi dan ini memungkinkan investor untuk memulihkan kerugiannya lebih cepat dibandingkan sebelumnya.