Quote from: panjul07 on March 11, 2025, 07:26:26 PM

Intinya bagaimana kita membentengi diri dari pengaruh2 buruk yang ada dimana kita tinggal, kalo kita kuat ya pengaruh2 buruk itu ga akan masuk.
Tapi kalo bentengnya letoy, mau kita hidup dilingkungan yang sangat baik pun, pengaruh buruk bisa masuk lewat jalur langit wkwkwkwk
Kita juga ga bisa men-generalisir bahwa diluar negri itu pasti lingkungan buruk, kalo ada yang bilang diluar negri itu pasti kena pengaruh buruk brarti mainnya kurang jauh, tidurnya kurang miring, kopinya kurang pait Grin

Disekitar kita sendiri di negri kita sendiri aja banyak pengaruh buruk kok so kalo kita terlalu mikirin pengaruh buruk dari lingkungan dimana kita stay, mending hidup sendiri dihutan aja tanpa internet pasti ga bakal kena pengaruh buruk dari pihak lain wkwkkwk

Setuju tergantung masing-masing individu karena pada dasarnya tiap manusia memiliki prinsip dan keyakinan yang berbeda.

Tapi untuk saya pribadi, saya akan memilih menjauhkan anak saya dari lingkungan atau teman yang buruk dan tidak mau berspekulasi, karena menurut pandangan saya, bayi dan anak-anak langsung tidak bisa membentengi diri sendiri secara langsung.

Mari coba berfikir logis sederhana, fakta :
- Globalisasi akses komunikasi informasi terbuka lebar, mudah diakses kapanpun dimanapun kecuali di tengah hutan tanpa internet / signal.
- Banyak orang tua gagal memfilter tontonan dan informasi anak sehingga terjadi degradasi moral dan normalisasi perilaku negatif
- Meningkatnya anak berkonflik hukum (khususnya tindak kekerasan fisik & tindak kekerasan seksual)
- Masyarakat di Indonesia notabene masyarakat timur yang kontrol kemasyarakatan dan agamanya masih kental tidak bisa membendung dampak buruk globalisasi

Kalau 1 variabel saja (globalisasi) orangtua gak bisa membendung kalau ditambah 1 variabel lagi (lingkungan) tentu filternya harus dobel biar tokcer. Pengikisan nilai moral itu pelan-pelan dan sedikit-sedikit dan tidak kita sadari.