Di sisi lain juga beberapa karakter di bunuh sejak kecil, seperti kita tidak boleh salah, tidak boleh gagal, dan kita lebih banyak di didik dengan pengetahuan mentalitas menjadi seorang pekerja bukan pada kesadaran berpikir menjadi seseorang yang baru dengan kemampuan yang baru di masa depan, kebanyakan pertanyaan dari guru pendidik yang pernah saya alami adalah seperti; anda mau kerja dimana? secara tidak langsung doktrinasi menjadi pekerja di tanam sejak dini hingga dewasa dan itu yang membuat mental block akan sebuah terobosan baru di masayarakat dari kebanyakan orang, sehingga lebih banyak orang sedikit memiliki keberanian untuk mengembangkan usaha dengan apa yang dia miliki.
Begitulah didikan kita di tempa karena seolah-olah kegagalan merupakan sesuatu yang cukup buruk padahal jika kita memahami bahwa kegagalan adalah langkah awal bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Saya ingat bagaimana orang tua mengatakan, bekerjalah di pemerintahan seperti PNS sehingga hidupmu jauh lebih baik dan ini terjadi secara turun-temurun di lingkungan saya khususnya. Anak-anak di didik pada dataran tingkat kenyamanan yang tidak memiliki resiko sehingga pada akhirnya mereka tidak siap dengan kondisi yang terjadi.
Kesadaran untuk mengembangkan skill memang perlu ditingkatkan sehingga anak-anak bisa jauh lebih siap menghadapi tantangan kehidupan. Sekarang banyak pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dan mungkin yang perlu ditingkatkan adalah skill supaya terbiasa menghadapi kerasnya hidup.
Peran orang tua sangat penting dalam menumbuhkan pola pikir yang kritis terhadap seorang anak, jika kita mengandalkan sekolah untuk tumbuh kembang kemandiriannya dan memiliki mindset bagus sepertinya memang sulit jika sistem pendidikan masih memiliki pola yang sama dalam memberikan edukasi kepada anak kita untuk menjadi pengusaha atau memiliki keterampilan yang bisa bersaing di kemudian harinya.
Ya kesedaran itu perlu di pancing supaya menimbulkan minat dan melahirkan bakat pada anak-anak kita yang akan menghasilakn suatu generasi yang bisa bersaing dengan dunia, apalagi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat tentunya memerlukan anak yang memiliki nalar kritis yang adaptif dengan perkembangan zaman.