Ancelotti sama sekali tidak meremehkan Arsenal, dia menurunkan skuad terbaiknya di Emirates stadium. Satu-satunya yang membuat perbedaan adalah performa pemainnya yang sangat buruk.
Ancelotti memang terlihat menyiapkan skuad terbaiknya, semua pemain kunci ada di starting lineup. Tapi mungkin dari segi taktik, Ancelotti terlalu percaya diri untuk bermain terbuka. Kalau Ancelotti menggunakan taktik bermain yang lebih hati-hati, mungkin saja Arsenal sulit dapat peluang. Tapi bagaimanapun, 2 gol dari Declan Rice itu di luar dugaan. 2 gol tendangan bebas ini yang merubah situasi permainan.
Vinicius yng biasanya menjadi pahlawan Madrid di babak play-off UCL sama sekali tidak menunjukkan kemampuannya, pemain lain juga sempat beberapa kali melakukan kesalahan yang membuat Arsenal dapat mengendalikan permainan dengan baik.
Kayaknya Vini perlu dicadangkan dulu. Vini tampil buruk akhir-akhir ini, mungkin karena kelelahan atau terlalu percaya diri di lapangan. Kadang-kadang kalau pemain over-confidence, itu juga bisa berdampak buruk ke penampilannya.
Ya, Real Madrid masih memiliki peluang di Leg ke 2, tapi mereka belum pernah melakukan comeback dalam sejarahnya setelah kebobolan 3 gol atau lebih di Leg 1 UCL. Semoga kali ini ada keajaiban.
Betul, peluangnya sangat kecil. Tapi masih ada yang namanya keajaiban seperti yang agan bilang. Barcelona dan tim lainnya pernah mengalaminya di masa lalu, Real Madrid mungkin saja bisa mengulanginya.