Tidak semua yang kita lihat di media sosial itu benar adanya, saya pikir sebagian diantaranya hanyalah untuk membangkitkan semangat orang lain agar terlibat dalam dunia investasi. Lagipula saya tidak sepenuhnya menganggap apa yang saya temukan di media sosial itu sebagai flexing, tetapi tergantung pada sudut pandang masing-masing juga (subjektif). Beberapa mungkin flexing, beberapa mungkin hanya ingin membahagiakan diri sendiri meskipun resiko buruk bisa saja terjadi.
Ya memang yang ada di media sosial nya itu tujuan berbeda beda: ada yang flexing, ada yang ngajak bener untuk berinvestasi, ada juga yang tujuan nya untuk mencari view supaya makin di kenal lagi karena memang tujuan dari mereka selalu berbeda.
Kita melihat dari sudut pandang sendiri dan yang saya temukan di media sosial kebanyakan lebih flexing ketimbang memberikan arahan bagaimana cara berinvestasi yang benar.
Terutama influencer, tujuan memposting di media sosial sepertinya adalah untuk mendapatkan minat dari calon refferal atau semacamnya. Beberapa menargetkan member untuk bisnis jual kelas, postingan yang menampilkan portofolio itu hanya sebagai umpan agar membernya yakin untuk ikut kelas. Saya pribadi tidak mempermasalahkan apa tujuan mereka, tetapi jika tujuannya untuk flexing maka saya pribadi juga tidak suka.
Kalau tujuan ini sih banyak saya lihat di media sosial, mereka membuta video dan menujukan portofolio nya kalau mau bergabung klik bio mereka, itu kata - kata yang mereka lontarkan.
Kalau soal jualan kelas maka yang menjadi korban biasa nya orang awam yang kepincut pengen profit cepat maka nya join kelas dan rela bayar berapapun.
Nah, saya jadi ingat waktu beberapa tahun yang lalu saat bullish musim kemarin saya mengalami dampak flexing tersebut. Saat itu saya masih hold beberapa ETH dan BTC dan saya mencoba membuat story di wa. Tanpa saya sadari saya melakukan flaxing tersebut dan dampaknya sangat buruk semua tetangga, saudara bahkan keluarga selalu berpikir saya orang kaya dan mereka jadi ketergantungan seperti meminjam uang dll. Meskipun saya susah, mereka pun tidak percaya.
Nahkan anda alamin

dulu juga saya gitu melakukan story WA eh ujung ujung nya banyak yang chat - ada yang bilang bagilah, teraktir lah, terus minjem dan banyak lagi kalau minjem emang gak suka di balikin tuh uang nya malah adem ayem aja gak di bayar, mungkin mereka menganggap kita kaya dan gak butuh uang kecil maka gak sadar sama utang nya. Sampai sekarang saya masih inget tuh orang nya.
Namun anehnya masih ada saja orang yang sengaja melakukan itu, dan rata-rata hanya untuk mendapatkan pengakuan dari publik (terutama lingkup circle-nya). Padahal hati orang tidak ada yang tahu, jadi meskipun di depan ngakunya temen, namun jika melihat ada kesempatan maka bisa saja memicu niat jelek (terlebih jika dalam kondisi yang terdesak).
Masih banyak gan orang ingin mendapatkan pengakuan dari lingkup circle nya, yang tadi nya temen nya menjauh sekarang makin banyak yang deketin karena dia banyak uang nya, maka ini bisa menjadi kesempatan bagi orang orang yang ingin memanfaatkan nya selagi dia masih ada.