Post
Topic
Board Ekonomi, Politik, dan Budaya
Re: Paylater dan Pinjol, mempermudah atau Menjebak?
by
ndutndut
on 08/07/2025, 19:03:21 UTC
Kita harus mengakui bahwa kebutuhan akan modal usaha sering kali menjadi salah satu alasan terbesar seseorang mengajukan pinjaman, dan terkadang itu bisa berhasil. Namun, keberhasilan seperti yang dialami teman Anda tidak bisa begitu saja ditiru atau disiarkan ke semua orang. Saya melihat bahwa masalahnya bukan pada pinjaman, tetapi bagaimana orang tersebut menggunakan pinjaman tersebut. Kita sering tertipu oleh perasaan tentang bagaimana kita dapat membayar, tanpa benar-benar mengetahui bagaimana kita akan membayar, jika situasinya berubah.

Jika kita meminjam karena memang sangat dibutuhkan, dan kita tahu kita akan mengelola hasil uang yang kita hasilkan dengan pasti, maka saya dapat memahaminya. Jika kita meminjam hanya untuk memenuhi gaya hidup, baik untuk ponsel baru atau sepeda motor baru, maka kita tidak hanya gegabah, kita juga membebani diri kita sendiri tanpa tujuan yang kuat. Kita harus menyadari bahwa hidup tidak dimaksudkan untuk menjadi mewah. Hidup adalah tentang mengendalikan apa yang kita miliki, dan apa yang kita inginkan. Jika kita dapat mengesampingkan godaan sesaat, kita juga akan mempunyai kehidupan yang lebih tenang.

Kalau dari yang saya lihat di lingkungan saya, dengan sampelnya itu adalah orang-orang terdekat saya dan beberapa orang yang saya kenal yang juga sebagian bergerak di bidang usaha kreatif atau UMKM, sangat jarang sekali saya menemukan ada orang yang menggunakan pinjol untuk modal usaha ataupun suntikan dana. Mereka yang benar-benar bergerak dalam duani usaha dan paham untuk bagaimana mengembangkan usahanya, mereka tidak akan pernah mengambil pinjaman online, karena resiko dan suku bunganya cukup besar, kebyankan dari mereka untuk bisa mendapatkan modal usaha atau suntikan dana, mereka lebih memilih untuk mengambil pinjaman kepada bank ataupun mencari seseroang yang mau diajak kerja sama dan berinvestasi pada usaha yang akan atau sedang dijalankannya.

Sementara itu mereka yang mengambil pinajman online, dari yang saya lihat dan yang saya temui kebanyakan dari mereka yang mengambil pinjol, mereka menggunakan uang hasil pinjaman tersebut kalau tidak untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mereka seingkali pengembil pinjol untuk hal-hal yang tidak penting, untuk mebeli sesuatu yang mereka inginkan dan bahkan lebih buruknya untuk bermain judi online.
Bisa di katakan utang itu bisa jadi solusi bisa juga menjadi musibah ini semua tergantung pada diri kita dalam mengelolanya dengan baik dan benar.  Seperti kasus seperti yang agan ceritakan kalau memang berutang untuk hal produktif seperti bisnis itu sepenuhnya tidak salah baik itu kita mau berutang di di bank maupun pinjol tapi lebih bagus lagi memang mencari investor sperti yang agan katakan. Karena percayalah setiap orang berbisnis itu tidak jauh-jauh dari utang, apalagi warung kelontong pasti mereka ambil barang dulu setelah barangnya habis baru di bayar. Intinya di sini dalam berutang untuk hal-hal yang produktif.

Namun mereka yang berutang untuk hal-hal komsumtif itu akan menjadi musibah di suatu saat. Apalagi dengan adanya Pinjol speerti sekarang ini yang mudah di terima tentu ini satu sisi menjadi jebakan bagi genarasi muda yang males berusaha sehingga mereka menggunkan pinjol untuk berjudi speerti yang agan katakan untuk mengadu nasib di perjudian berharap jacpot. Pada akhirnya yang mereka dapatkan adalah kalah dari judi dan tidak mampu bayar utang. Jika mengaju pada judul topik ini, keduanya bisa saj terjadi tergantung pada pola pikir individu masing-masing, satu sisi menjadi solusi satu sisa menajdi musibah.