However in no currency have transaction fees consistently been more than 5% to 10% of the total mining reward, with the exception of Ethereum, from June 2020 to Aug 2021. To date no proof-of-work currency has ever operated solely on transaction fees, and academic analysis has found that in this condition block generation is unstable. To paraphrase Andrew Poelstra, it’s a scary phase change that no other coin has gone through.
Intinya adalah adanya ketakutan kalau prediksi Satoshi itu salah karena belum ada blockchain yang beroperasi dengan tx fee saja, bahkan secara historis fee cuma sekitar 5%-10% dari mining reward.
Ketakutan itu sangat wajar, mengingat tidak ada yang tahu pasti mengenai harga Bitcoin nantinya berapa, sehingga ada kemungkinan jika prediksi dari Satoshi tidak akan terlaksana. Bahkan saat jaringan Bitcoin mengalami halving yang ke-9 (estimasi terjadi pada tahun 2044) nilai dari Block reward sudah berada dibawah nilai fee per-blocknya. Untuk saat ini rata-rata
fee/block adalah 0.14 BTC dan subsidy pasca halving ke-9 adalah 0.09765625
Jika harapannya adalah aktifitas mining bisa ditopang hanya dengan fee transaksi, maka ada beberapa skenario yang bisa menjadi solusi, namun dalam prakteknya pasti akan ditemui beberapa kendala dan bisa memicu pro dan kontra.
- Meningkatkan Block size limit, dengan harapan semakin banyak tx pada sebuah block maka nilai dari fee transaksi juga akan meningkat (namun hal ini bisa memicu kontroversi yang pernah terjadi di tahun 2017)
- Berharap harga Bitcoin mengalami peningkatan, sehingga value dari fee/block diatas cost mining (hal ini tidak bisa diatur karena memang tergantung pada demand & supply di market)
- Adanya kesadaran dari masing-masing pemilik TX untuk memberikan fee yang bisa menopang biaya Block
- Merubah Protocol Rules, seperti halnya usulan Tail Emission dan pastinya akan dipenuhi dengan banyak perdebatan dan belum tentu akan terealisasikan