Agan benar, memang dibutuhkan keberanian kalau mau berdagang BTC, namun selain nyali, juga harus disertai dengan persiapan dan kebijaksanaan gan. kalau tidak ada pengetahuan percuma juga kalau hanya hanya mengandalkan nyali saja karena akan berdampak pada kerugian. Jangan pernah terburu-buru untuk membeli di harga tinggi dan menjual murah karena tidak sabar menunggu harga kembali karen akan mengalami kerugian yang tidak sanghup kita kehilangan uang kita.

Mengambil pinjaman uang orang lain untuk berinvestasi juga bisa berisiko gan, karena kondisi pasar yang fluktuatif bisa membuat agan mengalami kerugian besar sehingga akan bedampak pada permasalahan lain seperti terlilit utang. Lebih baik kalau mau berdagang jangan pernah menggunakan pinjaman orang lain tapi gunakan uang sendiri sehingga walaupun nantinya rugi tidak akan menimbulkan permasalahan baru.

Jika kebenaran tersebut memang nyata,apa lagi pernah ada kejadian seperti yang agan bicarakan,mungkin untuk penemuan gas saat ini pemerintah juga akan sangat berhati-hati dan memikirkan nya dengan matang, untuk mengolah gas tersebut.
Setau saya karena untuk pengolahan nya juga tidak lah mudah, mungkin benar yang dikatakan agan dulu pernah bekerja sama dengan pihak asing karena mungkin pihak asing lebih berpengalaman di bidang tersebut dan juga dalam segi alat-alat orang asing lebih mengetahui.
Karena jujur Indonesia dalam urusan yang beginian memang agak kurang menguasai.

Tetapi saya pribadi lebih setuju dengan usulan untuk membuat kota lain dengan kualitas setara Jakarta. Bayangkan jika ada kota setara Jakarta di seluruh provinsi di Indonesia. Tidak ada lagi namanya Jakartasentris dan perkembangan teknologi dan ekonomi tidak hanya akan berpusat di Jakarta saja. Lapangan kerja juga lebih terbuka karena setiap orang di setiap provinsi berkesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih baik di kota setara Jakarta tersebut.

Kalau IKN sebenarnya memang penting. Dengan adanya IKN diharapkan tidak akan ada lagi jawasentris dan akan terjadi pemerataan ekonomi ke luar jawa  dan membuka lapangan kerja baru bagi warga kalimantan atau yang datang ke kalimantan. Tetapi saya skeptis karena budaya korupsi kita di Indonesia. Tanpa adanya pengawasan yang ketat dan kejujuran dari KPK maka bayangkan berapa besar yang bisa dikorupsi dari dana anggaran sejumlah 501 Triliun tersebut.

hak angket ini sebenarnya tindakan yang sia-sia, karena biarpun hak angket ini digulirkan di senayan namun para fraksi yang mendukung hak angket ini harus membuktikan jutaan suara itu memang benar dimanipulasi yang dimana itu seperti membongkar kebobrokan partai sendiri. jadi banyak anggota dpr yang tampaknya tidak terlalu setuju terhadap hak angket ini, bahkan dari partai yang kalah pemilu kemarin seperti PDIP, PKB, dan Nasdem, banyak anggota partai ini yang seperti dua hati terhadap hak angket ini. namun, hak angket ini tampaknya akan tetap dijalankan oleh partai-partai oposisi sekarang, karena biarpun itu tidak akan mengubah hasil dari pemilu kemarin, namun setidaknya oposisi mempunyai perlawanan terhadap koalisi jumbo 02 yang menang pemilu kemarin, sehingga mereka tidak merasa bahwa mereka seperti diatas angin.

dengan hasil yang di dapat kemungkinan besar PDIP malah akan jadi oposisi.
dalam sejarahnya pdip jika kalah di pilpres akan selalu menjadi oposisi.
tapi bisa juga koalisi karena prabowo merupakan kawan lama megawati juga bahkan pernah maju bareng sabagai pasangan di pilpres. tapi yang jadi hambatan megawati jengkel sama keluarga jokowi

Menurut saya yang perlu dilakukan adalah wasit-wasit di Indonesia dikirim ke eropa atau luar negeri untuk magang sebagai wasit , karna lebih bagus begitu biar wasit kita benar-benar bijak dan adil dalam memimpin pertandingan, baru pulang dari sana nanti lakukan program selanjutnya seperti membali alat seperti VAR, Sebab jika wasit tidak tau cara memimpin pertandingan sama saja membeli var, yang ada hanya membuang kas negara saja

Yang bikin ane sedikit kaget itu beberapa orang di Solo yang terkenal dengan kultur PDIP tiba-tiba menyuarakan "PDI Partai ku, Prabowo Presidenku", terdengar aneh karena PDI punya Ganjar yang maju sebagai capres. Entah ini ada kaitannya sama Jokowi atau tidak, tapi beberapa tanggapan temen-temen ane ketika bahas pemilu ketika nongkrong, ada beberapa orang yang milih Prabowo karena kasihan. Kita tahu bahwa Prabowo sudah 2x nyapres dan gagal, mungkin disitu timbul rasa iba dari beberapa orang juga karena perjuangannya yang belum menyerah.

Jokowi sepertinya benar-benar memboosting perolehan suara paslon 02. Media-media nasional sudah bahas ini berkali-kali bahwa pengaruh Jokowi memang sangat kuat.

Inilah kelebihan dari keluarga besar jokowi, bisa memanfaatkan setiap celah-celah politik yang ada, Gerindra sendiri partai dan mempunyai kader-kader potensial di seluruh nusantara, sehingga bisa dikatakan partai yang sudah punya akar yang kuat, kemenangan prabowo pada pilpres kali ini mempunyai peran penting pada sosok jokowi jadi semua itu pasti ada deal-deal politik sehingga tidak mungkin jika siapapun dicalonkan nantinya dari koalisi pasti akan menang karna sistem semua lini sudah dikuasai

Indonesia kebanyakan program yang pada akhirnya semua tidak berjalan sebagaimana mestinya, seperti pemilu kemarin KPU Mengandalkan sirekap tapi kenyataannya tidak berjalan tetap pada perhitungan manual yang lebih efektif, ditambah lagi sampai saat ini instansi pemerintah saat berobat tetap meminta KK Atau foto copy ktp sebagai bukti dokumen sah, intinya indonesia sampai tahun 2025 mungkin belum siap ke jejak digitalisasi,

Mungkin ini merupakan salah satu strategi politik Partai Gerindra supaya ada bupati yang mereka usung dan menang. Lagiankan selama ini banyak juga orang yang didukung Gerindra yang sukses padahal bukan kadernya seperti Anies dulu yang dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Gerindra padahal Anies bukan kader Gerindra. Meskipun mungkin masih banyak kader-kader Gerindra juga berpotensi, tetapi memilih Erina bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi Gerindra dan mungkin pasti menang apalagi menantu Presiden. Mengenai potensi kerusakan internal, itu tergantung pada bagaimana partai mengelola proses ini. Jika dilakukan dengan baik, kemungkinan terjadinya kerusakan internal bisa diminimalisir.

Mungkin saja memiliki ada pengaruh hubungan politik antara Jokowi dan Prabowo. Namun, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa ini adalah "titipan" dari sang bapak mertua, karena sejuah ini belum ada bukti yang lebih konkret dan Erina juga belum resmi di calonkan.

Setahu saya sih program tersebut belum masuk ke RAPBN gan. Kalau gak salah pembahasan RAPBN itu melalui DPR dan Pemerintah dan program itu baru sebatas wacana dan diskusi dalam rapat kabinet. Walaupun memang sudah ada ujicoba soal program makan gratis dengan biaya diperkirakan 15 rb tapi saya yakin jika hanya mengandalkan biayanya dari APBN akan sulit terjadi. Mungkin supaya program itu bisa berjalan maka mau tidak mau pemerintahan Prabowo-Gibran harus ngutang lagi karena untuk program tersebut butuh anggaran yang sangat besar.

Ketum PSSI adalah mantan pemilik Inter Milan, saya rasa beliau ini bisa belajar dari aturan yang ada di Eropa terkait pelanggaran berat yang dilakukan oleh pemain terhadap pemain lain. apa itu denda 25 juta, denda yang tidak berasa apapun untuk Wahyudi yang mungkin memiliki gaji hampir atau lebih dari 1 M per tahun. Ini bukan denda, tapi ini guyonan dari komdis PSSI. Seharusnya dendanya bisa setengah dari gaji pemain per tahun minimal. Larangan bertanding setengah musim, baru bisa bikin efek jera. Kalau cuma 25 juta, sanksi 3 pertandingan, bisa tuh dibuat alasan untuk nendang kepala lagi. Apalagi Bruno ini masih muda, kalau dia benar memutuskan pensiun dini, maka Wahyudi ini sudah mematikan karir pemain lain. Komdis harusnya juga memikirkan pemain Persebaya ini.