Tidak semua koin prospeknya cerah dalam satu waktu, malah akan semakin riskan jika kita hold beberapa koin, apalagi modal pas-pasan.
Karena ketika semua altcoin didump, kemungkinan naik kembali akan butuh waktu yang lama.
Trading bitcoin butuh jam terbang yang lumayan, bukan sekedar teori atau analisa.

Bisa diberikan kriterianya gan, mana manager atau team bounty yang kira-kira gak terlalu lama kasih token, sebab yang benar-benar baru seperti kami, belum terlalu faham bagaimana cara ikut bounty atau menentukan bounty yang cepat kasih token. Apalagi sekarang sudah disibukkan dengan postingan yang harus berkualitas demi sekeping merit yang belum tentu kami dapat.

Saya rasa BItcoin menjadi patokan dari koin-koin yang lain. Ketika Bitcoin mengalami penurunan pada dollar, ada banyak pilihan yaitu tetap menahan (hold) Bitcoin sampai harganya kembali naik atau memainkan altcoin artinya menukar Bitcoin dengan altcoin. Atau bisa jadi cutloss/stoploss bitcoin, dengan tujuan untuk membeli Bitcoin jauh lebih murah daripada harga sebelumnya agar bitcoin tidak nyangkut di atas.
Ketika memainkan altcoin inilah pergerakan nilai altcoin menyesuaikan dengan keadaan pasar Bitcoin.
Maaf gan kalau salah. Maklum newbie beneran.

Sepertinya Pemerintah masih tarik ulur terkait legalitas peredaran bitcoin di Indonesia. Buktinya pihak BI sendiri masih keberatan dengan peredaran Bitcoin. Hal ini dapat kita indikasikan dengan adanya edaran tentang larangan pembayaran dan jual beli menggunakan Bitcoin.
Walaupun ada bantahan dari pihak BI tentang pernyataan yang menyatakan bahwa Bitcoin ilegal.

Kita masih menunggu kajian pemerintah yang akan meregulasi penggunaan Bitcoin di tanah air.
Mungkin pemerintah masih memandang dari sisi lain penggunaan Bitcoin, sedangkan kita memandang bitcoin adalah ladang bisnis baru yang menjanjikan.

Kenaikan harga GPU saya rasa sesuai dengan teory Suplly and Demand dalam dunia bisnis.

Tapi ada juga berita yang mengatakan bahwa raksasa tekhnologi digital, Samsung kabarnya tengah menggarap proyek yang ada berhubungan dengan cryptocurrencies khususnya untuk penambangan mata uang virtual.
Samsung sedang mengembangkan proyek pembuatan chip atau mikrochip yaitu semi konduktor yang khusus menangani satu pekerjaan tertentu saja.
Jenis chip yang dibuat oleh Samsung untuk mining cyrptocurrency bukanlah CPU atau GPU (pengolah grafis) seperti biasa terdapat dalam komputer atau gadget, melainkan ASIC alias application-specific integrated circuit.

Berbeda dari prosesor utama yang dibuat untuk menangani berbagai macam proses, ASIC secara khusus dirancang untuk menangani satu tugas saja dengan sangat efisien, dalam hal ini mining cryptocurrency.

Ini link beritanya gan. http://tekno.kompas.com/read/2018/02/02/09000047/samsung-bikin-chip-penambang-bitcoin

Sangat menarik infonya gan.

Saya tambahkan sedikit.
Padahal sama seperti halnya negara-negara lain di Asia Tenggara, Bursa Bitcoin yang kini telah ada di Malaysia masih sangat sedikit dan tampaknya tidak dioperasikan secara profesional (contohnya ECurrencyZone dan Dgtmkt). Tapi Malaysia adalah salah satu dari dua negara di Asia Tenggara yang memiliki ATM Bitcoin selain Singapura. Dua ATM diluncurkan di Malaysia pada Maret 2014. Dan Pemerintah Malaysia tampaknya lebih terbuka dalam mendorong produktivitas ekonomi rakyatnya.

Bitcoin sepertinya memiliki potensi untuk berdampak besar di Asia Tenggara mengingat sebagian besar orang tidak memiliki akses ke layanan perbankan dan pasar yang besar untuk pengiriman uang dan transaksi keuangan. Meskipun ekosistem Bitcoin di kawasan ini sebagian besar masih terbelakang, Filipina, Indonesia, dan Vietnam adalah negara-negara yang memiliki peluang lebih menjanjikan berkat pasar yang menguntungkan dan kemajuan yang mereka buat di ekosistem Bitcoin-nya. Negara tersebut juga merupakan tiga negara dengan populasi terbanyak di Asia Tenggara.

Sedangkan Pemerintah Thailand, sepertinya masih menerapkan aturan bahwa Bitcoin tidak boleh ditukar dengan uang Baht.

Semoga Pemerintah kita segera mereview kembali aturan tentang moneter yang harusnya lebih terbuka terhadap tekhnologi finansial (tekfin) di era digital ini untuk selanjutnya menjadikannya sebagai faktor pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Saya rasa tidak ada atau belum saya temukan korelasi yang signifikan antara nilai Bitcoin dengan peningkatan ekonomi rakyat.
Alasan saya :
Yang pertama : masyarakat mengenal Bitcoin hanya sebatas seperti pedagangan bursa saham.
Yang kedua : Bitcoin bukan merupakan hal yang umum dalam perdagangan.
Yang ketiga : stigma negatif yang masih melekat di masyarakat bahwa transaksi Bitcoin seperti berjudi artinya spekulatif karena ada istilah koin seperti dalam game online
Yang keempat : Bitcoin masih belum dijadikan sebagai usaha mandiri, artinya masih sebagai usaha sampingan untuk mencari modal
Mungkin ada beberapa lagi alasan yang mendukung pendapat saya.

*Tambahan
- walaupun banyak orang yang berhasil dengan Bitcoin, tapi bukan menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat ekonomi rakyat secara menyeluruh.

Saya rasa BI bukan ingin menciptakan mata uang virtual atau cryptcurrency seperti bitcoin atau koin-koin yang beredar di dunia.

Mata uang yang akan diciptakan ini mungkin berbeda karakteristiknya dengan bitcoin yang kita kenal.
Jika bitcoin bersifat desentralisasi, maka mata uang kripto versi BI akan tersentralisasi dan di back-up dengan aset yang menjadi dasar transaksi serta mempunyai rate yang tetap atau stabil.

Jadi semacam uang elektronik yang sekarang sudah mulai digunakan, tapi mengadopsi teknologi yang dipakai Bitcoin yaitu blockchain untuk keamanan dan transparansi dalam bertransaksi. Dan tidak dipakai secara global.

1. Sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan (supply and demand) gan. Biasanya kalau sudah ada sinyal atau berita bagus dari pemerintah dalam hal ini Bappebti terkait dengan penggunaan dan pemilikan Bitcoin, masyarakat akan merespon hal ini sebagai suatu legalitas kepemilikan bitcoin, walaupun tidak secara langsung dan tentunya akan menambah demand di masyarakat terhadap bitcoin.

2. Mungkin pemerintah masih mengkaji terkait regulasi penggunaan bitcoin, walaupun tidak serta merta melegalkan seluruh aktifitas yang berkaitan dengan pengunaan bitcoin seperti halnya Jepang yang pemerintahannya sengaja mengubah Undang-undang terkait keuangan negara untuk mengadaptasi kehadiran ekosistem mata uang digital (cryptocurrencies) yang tiba-tiba muncul dalam beberapa tahun terakhir
Sedangkan Amerika sendiri masih membatasi penggunaan Bitcoin sebatas asset digital yang dapat dipungut pajaknya sebagai tambahan devisa. Sedangkan untuk transaksi lainnya, masih diawasi secara ketat terkait aturan pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Apakah BitCoin memiliki nilai instristik? Untuk menjawab soal seperti ini, dari segi mana BitCoin ini dilihat.

Jika dikelompokkan bahwa Bitcoin adalah sebagai mata uang seperti layaknya mata uang konvensional, maka dapat kita definisikan bahwa nilai instristiknya terdapat pada sisi bahan dasar pembuatan uang. Nilai intrinsik merupakan nilai uang berdasarkan pada bahan yang digunakan untuk membuat mata uang itu. Misalnya sebuah uang dibuat dari emas maka nilai intrinsiknya adalah sebesar kadar dan berat emas yang terkandung dalam mata uang tersebut. Begitu juga apabila uang itu terbuat dari kertas, maka nilai intrinsik adalah nilai kertas itu. Contohnya untuk membuat uang kertas Rp. 50.000,00 diperlukan kertas dan bahan lainnya seharga Rp.5.000,00, maka nilai intrinsik uang tersebut adalah Rp.5.000,00.

Berarti Bitcoin tidak memiliki nilai instristik.

Sedangkan jika Bitcoin kita kelompokan sebagai aset digital maka nilai instristiknya dapat didefinisikan sebagai sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
Nilai instristik ini dapat juga disebut nilai bentuk atau nilai struktur yaitu bagaimana cara menyusun nilai-nilai ekstrinsiknya atau bahannya berupa rangkaian peristiwa. Semuanya disusun begitu rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang berstruktur dan dinamai nilai instrinsik.

Berarti bitcoin memiliki nilai instristik, dan nilai instristiknya terdapat pada proses atau cara menghasilkan bitcoin tersebut yaitu pada sistem kerja blockchain.

Sekarang tinggal penilaian masyarakat, apakah bitcoin itu diangap sebagai mata uang atau suatu aset digital.

Banyaknya forum-forum diskusi yang membahas masalah BitCoin, ataupun kelompok kelompok telegram yang bahasan utamanya adalah BitCoin, ada juga kelompok-kelompok lainnya di grup WA atau FB apalagi twitter, yang jumlahnya kalau dihitung mencapai ratusan kelompok, mustahil rasanya tidak mempunyai gerakan atau organisasi di masyarakat.

Kalau melihat jumlah pengguna BitCoin di Indonesia yaitu sekitar 1% dari jumlah penduduk Indonesia yang berarti sekitar 600.000 sampai 1 juta pengguna BitCoin. Jumlah yang besar, apalagi pengguna BitCoin hanya tersentral di kota-kota besar saja.

Saya rasa ada tapi mungkin masih terbatas scoop-scoop kecil. Kelompok-kelompok BitCoiner yang kebanyakan mahasiswapun saya lihat sudah ada.

Tinggal menunggu komando dari satu orang yang memang pakar dunia cryptocurrency untuk memulai Gebrakan atau membuat wadah bagi para BitCoiner. Sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang berkomitmen membantu sesama.
Selain itu sebagai sarana pengedukasian BitCoin ke masyarakat, apa dan bagaimana cara kerja BitCoin.

Mungkin para master-master di sini yang jam terbangnya sudah tinggi punya keberanian untuk memulai Gerakan ini.

Opini yang terbangun saat sekarang ini adalah bahwa berivestasi dengan menggunakan bitcoin adalah investasi yang sangat menjanjikan dan menghasilkan untung yang berlipat-lipat. Hal tersebut memang sah-sah saja, karena memang dengan adanya bitcoin, banyak orang yang terbantu dari segi finansialnya. Tapi itu tidak datang begitu saja. harus ada proses.
Setuju dengan yang agan paparkan, banyak faktor yang harus dipenuhi untuk berkecimpung dalam investasi bitcoin, sehingga bisa meminimalisir resiko nya. Minimal punya pengetahuan yang cukup terhadap karakteristik mata uang ini.

Penggunaan mata uang bitcoin atau mata uang kripto sebagai mata uang pengganti mata uang konvensional sebagai alat tukar menukar dalam dunia perdagangan internasional nampaknya dimungkinkan, jika seluruh negara di dunia sepakat bahwa mata uang bitcoin adalah mata uang yang dipakai sebagai mata uang global.

Kalau kena pajak tapi nilainya wajar, yah gak apa-apa juga sih gan. Memang semua barang atau apapun yang kita usahakan jika didalamnya menghasilkan atau memberikan keuntungan, wajar kita bayarkan pajaknya. Minimal kita bayarkan pajak penghasilan. Bos bitcoin indonesia sendiri sudah mempersilahkan pemerintah untuk membebani pajak untuk setiap transaksi dengan menggunakan bitcoin. Yang penting nilainya wajar dan yang lebih penting legalitas peredaran mata uang virtual ini segera dikeluarkan.

Menurut pendapat saya, langkah terbaik bagi seorang pemula seperti saya juga, yaitu ikut forum-forum atau group di wa atau telegram yang banyak mengupas tentang bagaimana trip dan trick bermain trading dengan mata uang virtual ini. Perubahan nilai mata uang ini yang menjadikan kita ingin terus langsung terjun dalam dunia trading di bitcoin tanpa memiliki sedikitpun dasar pengetahuan tentang jual beli mata uang virtual. minimal kita harus tahu dulu karakteristik mata uang ini.

Menurut pendapat saya, bahwa yang ditakutkan oleh pemerintah bukan dari masalah mencari penghasilan dengan Bitcoin, tapi mungkin dari transaksi jual beli yang menggunakan mata uang virtual atau mata uang kripto. Dikarenakan belum ada regulasi yang mengatur tentang transaksi dengan menggunakan bitcoin.
Jika seseorang melakukan jual beli dengan menggunakan bitcoin, dan terjadi penipuan, maka tidak bisa dijerat oleh hukum karena belum ada undang-undang yang mengaturnya. Maaf kalo salah.