Saya itu tidak bermaksud menghalang-halangi atau menakut-nakuti karena jualan pulsa, paket data, atau token listrik itu sudah mulai sepi. Kecuali kalau jual kartu perdana atau kartu yang registrasinya offline memerlukan operator langsung.
Karena apa?, karena sudah mulai menjamurnya aplikasi online yang dapat melakukan itu semua dalam 1 HP, Mau beli pulsa tinggal tap aplikasi, kayak misal mau isi paket data combo sakti, cukup tab apl mytelkomsel, lalu pilih pembayaran gopay atau ovo, beres. Mau beli token listrik pun gampang, cukup buka tokped (misalnya) lalu beli token listrik bayar pakai gopay atau ovo malah dapat cash back.
Sehingga saya lihat, beberapa lapak offline tidak banyak lagi didatangi untuk beli pulsa dan token alias mulai sepi karena kemajuan zaman,
Kecuali market sampeyan untuk anak di bawah umur yang belum bisa KYC. Itu jelas beda cerita, tapi, apa boleh crypto dipakai sama anak di bawah umur?, karena dalam crypto ini harus memiliki kedewasaan dan psikologis yang kuat, kalau masih anak-anak dapat dipastikan pikiran mereka akan mudah terperngaruh, apa lagi jika sudah masuk kedalam resiko tinggi alias trading.
Terimakasih bang.
Masih ingat peristiwa kita dipaksa untuk melakukan cashless bayar e-toll? Juga untuk sedikit moderinisasi pembayaran dengan metode QRIS.
Dimana antara pembeli dan pembayar tidak perlu berkenalan dan kemudian jatuh cinta.
Pembayaran-pembayaran cashless dan semacamnya memerlukan paksaan dan "perkenalan" untuk diterapkan di masyarakat Indonesia.
Cashless dulu hanya dinikmati oleh pemegang kartu kredit, tinggal gesek, sudah dapat menikmati apa yang dia inginkan.
Nah, kemudian seiring kemajuan sistem keuangan dan perbankan, cashless sekarang dinikmati oleh beragam kalangan di masyarakat kita.
Bagaimana dengan
fiatless, apakah mungkin diterapkan di Indonesia? Jawaban yang terpikir oleh saya adalah postingan saya diawal thread.
Jadi sebenarnya saya ingin melakukan riset dan edukasi bagi diri saya sendiri, tentang bagaimana pemanfaatan aset crypto ini dengan cara yang lebih "membumi" dan paling sederhana.
Tentang laku atau tidak, untung atau rugi adalah urutan nomor sekian dalam skala prioritas saya.
Riset dan edukasi yang saya harapkan adalah:
- Pengaplikasian LN pada jaringan antar wallet
- Kerahasiaan dan keamanan identitas pembeli dan pelapak.
- Troubleshooting jika terjadi masalah transaksi (transaksi stuck/macet/gagal, invoice tidak berlaku, dll)
- Proses-proses / flowchart transaksi yang terjadi dalam lapak bitrefill apa aja?
Kan saya tidak mungkin untuk menanyakan hal ini kepada team bitrefill?
Tentang efektifitas, maksud saya disini, jangan sampai om @dewo_sat membuang-buang waktu om hanya untuk sesuatu yang saat ini sudah memiliki jalan pintasnya tersendiri
----snip
Tentang membuang waktu, mungkin akan terbayar oleh hal atau pengetahuan yang seharusnya dimiliki oleh pelapak (jika bang MAAmanda ingin menjadi pelapak), bahkan mungkin berguna jika kita adalah sebagai pembeli/kustomer.
Btw, saya disini kan untuk belajar, dan sebisa mungkin untuk mempraktekkan.
Saya salut kepada beberapa user luar yang sengaja membuang waktunya hanya untuk membuat BPIP (ibminer dan suchmoon), loyce.club (LoyceV), ninjastic (TryNinja).
Saya melakukan donasi kepada salah satu tools tersebut sebagai bentuk penghargaan dan ucapan terimakasih. Dan jika memungkinkan saya akan melakukan donasi bulanan kepada beliau2 yang dengan sengaja membuang waktu untuk melakukan riset komunitas.
OOT: Penasaran, bagaimana cara bang DroomieChikito merubah username-nya menjadi Chikito?