keberhasilan Danantara jadi makin dipertanyakan, karena untuk membangun semua infrastruktur pasti butuh modal awal yang besar dan proses untuk 1 atau 2 tahun belum tentu bisa balik modal. Akhirnya 5 tahun belum tuntas hasil yang bisa dicapai udah ganti presiden dan makraklah project Danantara. Tanpa hasil pasti, rakyat udah rugi, aset yang tadinya untuk menargetkan keuntungan bisa digelapkan begitu saja setelah pergantian presiden baru nanti tahun 2029.
Proyek-proyek seharusnya diawali dengan studi kelayakan, dan kalau layak (dan tidak dikorupsi) tentu tidak akan berujung dengan galbay. Akan tetapi bahasan tsb berbeda dengan Danantara ini yang sudah jelas ngurusin proyek terdahulu/sebelumnya yang sudah jelas galbay. Artinya duit yang dikucurkan itu berisiko sangat tinggi untuk ilang.
Padahal sejujurnya BUMN itu kaya dan juga potensial jika di kelola dengan baik, ane melihat di sisi ain PLN bisa mendapatkan kerugian, sementara saat ini berbasis kuota dan juga jika tidak membayar langsung di putus listriknya, tetapi tetapi memiliki kerugian yang terbilang cukup aneh, apakah banyak tambang Ilegal di seluruh negeri?, ane pikir tidak.
Sebetulnya, kalau kita kesampingkan dulu KKN, memang harga jual listrik itu terlalu murah, seperti yang ane katakan "masalahnya adalah warga tidak mampu beli xxx dengan harga opit."
Maksudnya harga opit = harga profitable untuk penyedia layanan. Kalau penyedia layanan tidak bisa jualan dengan margin yang cukup tentu bakal rugi, masalahnya kalau dijual dengan harga yang bagus tentu warga tidak mampu beli. Ini maju kena mundur kena.
Negara ini diberkahi sumber daya alam yang melimpah, tetapi sektor-sektor yang seharusnya menjadi tumpuan perekonomian justru terbebani. Abang mungkin pernah mendengar bahwa ketika listrik, yang merupakan kebutuhan mendasar, mengalami kerugian, pasti ada yang salah.
Katanya SDA di Konoha itu tidak bisa lagi dikatakan melimpah, bahkan katanya sudah biasa saja seperti di negara lain.
Dulu iya melimpah, tapi kan ketika dikeruk lalu habis. Konoha juga sudah tidak masuk ke negara penghasil minyak bumi, malah lebih banyak impor.